Cari jasa penerjemah via Google Search

Di era modern yang semua serba internet, mudah melakukan pencarian. Misalnya kita ingin cari jasa penerjemah. Tinggal cari di Google Search, dan mesin pencari ini akan menelusuri pencarian penerjemah yang dicari.

Kata kunci yang kita perlukan mungkin seperti ini:

“Cari jasa penerjemah” lalu kata-kata tersebut dimasukkan ke dalam Google Search, lalu mesin pencari ini akan memudahkan Anda untuk menemukan jasa penerjemah yang diinginkan.

Atau ada kata lain misalnya: “Cari penterjemah bahasa inggris”. Atau kata lain yang ada kata-kata yang berhubungan dengan penerjemahan bahasa inggris, misalnya selain penterjemah bahasa inggris, bisa juga digunakan penerjemah bahasa inggris.

Yang penting buat kita adalah mencari dengan kata-kata yang ada dalam benak kita.

Selamat mencari.

 

Keputusan: memilih yang tepat, akurat, pas, cocok, tidak melenceng dan sesuai target

Setiap manusia di suatu saat dihadapkan oleh pilihan dan ketika waktu itu tiba, produk akhir proses memilih adalah sebuah keputusan tidak terkecuali seorang penerjemah dalam hal ini tentu sebagai penerjemah Indonesia (dengan pasangan bahasa Indonesia Inggris), saya pun dihadapkan oleh sebuah pilihan yang pada akhirnya adalah sebuah keputusan.

Kapan sebuah keputusan yang dimaksud itu ada di depan saya? Ya, tentu saat saya mengerjakan sebuah projek editing atau saat menyunting dan bahkan saat melakukan tugas penerjemahan. Keputusan tersebut muncul ketika harus memilih mana yang tepat digunakan sebagai istilah dari suatu kata sumber yang akurat, pas, sesuai konteks dalam bahasa target.

KBBI

Nah, pertimbangannya ada banyak – beberapa-lah – pertimbangan tersebut adalah – :satu) popularitas  :kedua) sumber rujukan kata dalam hal ini “the bible” lah atau Kitab-nya para penerjemah bahasa Indonesia yakni KBBI aka (alias), dari mana ini ya aka… aduh kok melenceng… – Kamus Besar Bahasa Indonesia dan biasanya :ketiga) adalah dari pengguna jasa terjemahan atau editing saya.

AKA – Also Known As


Ada sebuah pedoman bijak bahwa setiap manusia itu adalah pemimpin dan salah satu syarat pemimpin adalah dapat memutuskan dari adanya beberapa pilihan. Jadi, kita semua adalah pemimpin ya. 🙂


aka dari penelusuran via Google search

Bahasan kesatu: popularitas. Biasanya saya menggunakan jasa Google Search. Yakni dengan mengetikkan kata yang dipersoalkan ke dalam kotak dan setelah itu muncul hasil dari penelusuran saya. Ada sebuah angka yang memberikan indikasi kepada saya seberapa banyak kata yang saya cari itu banyak digunakan orang. Setidaknya di jagat maya ini.

Kedua: sumber rujukan KBBI versi online aka daring atau offline alias luring. Biasanya untuk yang luring atau yang fisik atau berbentuk kitab cetak ada baiknya menggunakan yang paling terkini edisinya. Tapi untuk yang daring alias online hal ini tidak demikian, alasannya adalah karena masalah hak cipta untuk pangkalan datanya (database). Jadi, silakan dipilih mana yang memuaskan hasrat Anda.

Ketiga: pengguna atau klien aka the customer adalah raja.

The Customer is King

“A corporate cliche meaning that the direction of a business is ultimately determined by its customers. The business is compelled to sell products and services that customers want/need, at a price they are willing to pay, and provide an acceptable level of service, otherwise customers will look elsewhere and they will not make money.”

Ada bagusnya kita tahu dan paham siapa pelanggan alias customer kita.

Itu kira-kira tiga pertimbangan yang biasanya terjadi pada diri saya. Apakah itu juga terjadi pada diri Anda?

Cari Penerjemah Inggris Indonesia – Google Siap Membantu

Apabila Anda sedang mencari penerjemah Inggris Indonesia, tidaklah sulit saat ini. Dengan mesin pencari bernama Google, Anda akan mudah mendapatkannya.

Kata kunci: “Cari Penerjemah Inggris Indonesia”

Diperlukan kata kunci yang tepat: “Cari Penerjemah Inggris Indonesia” dan Anda akan mendapatkan yang Anda cari. Tentu ada beberapa langkah lagi sebelum Anda mendapatkannya yakni menghubungi yang Anda butuhkan via email, SMS, atau menghubungi via telepon yang Anda cari.

Selain itu Anda perlu menjelaskan apa yang Anda cari apakah penerjemah atau juru bahasa (atau dengan kata lain apa seorang translator ataukah interpreter) dan menjelaskan kebutuhan Anda.

Setelah proses ini, saya rasa akan mudah. Selamat mencari.

‘Venue’, Gelanggang, atau Arena?

Setiap pagi rutinitas saya adalah membaca berita dari koran atau lewat penelusuran di Internet.
Saya menemukan berita tentang SEA Games.

Berikut berita yang saya maksud.

Saya merasa ‘venue’ adalah bahasa Inggris, setidaknya jika belum ‘resmi’ dianggap sebagai bahasa Indonesia, penulisannya dalam bentuk ‘italics’ atau dimiringkan. Saya ingin memastikan, lalu saya coba mencari kata tersebut.

Lema atau entri ‘venue’ saya coba cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia lewat ‘online’. Tapi, tidak saya dapatkan.

Kemudian, saya masukkan entri ini ke dalam dictionary.reference.com, saya dapatkan yang berikut

Saya coba tesaurusnya, saya dapatkan yang berikut ini:

Tapi yang paling membuat hati lega adalah tautan ini

Kekerabatan (Facebook) Bahasa Indonesia

Facebook versi bahasa Indonesia perlu penyempurnaan. Kenapa? Begini, adik perempuan saya (little sister) mengirimkan “Peninjauan”, di Facebook milik saya. Saya klik dan di dalamnya terlihat berikut ini:

Ya, karena tidak ada pilihan, saya tinggalkan… dulu seingat saya pernah dibuat atau ada fitur ini tapi, mungkin dalam berbagai perubahan-perubahan fitur ini tidak masuk atau terlambat terbarukan.

Ya, saya berharap saja ini dilihat…dan diperbaiki… pesan buat Facebook, jangan cepat-cepat berubah… cape ngikutinnya…

Facebook…lanjutkan

Kata, frasa, kalimat, wacana

Di bawah adalah beberapa kata atau sebuah daftar ringkas yang menjabarkan makna rujukan yang telah diambil dan dapat dilihat di KBBI.

kata:
ka·ta (n)
1 unsur bahasa yg diucapkan atau dituliskan yg merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yg dapat digunakan dl berbahasa;
2 ujar; bicara;
3 Ling
a morfem atau kombinasi morfem yg oleh bahasawan dianggap sbg satuan terkecil yg dapat diujarkan sbg bentuk yg bebas;
b satuan bahasa yg dapat berdiri sendiri, terjadi dr morfem tunggal (msl batu, rumah, datang) atau gabungan morfem (msl pejuang, pancasila, mahakuasa);

frasa:
fra·sa (n) Ling gabungan dua kata atau lebih yg bersifat nonpredikatif (msl gunung tinggi disebut frasa krn merupakan konstruksi nonpredikatif);

kalimat:
ka·li·mat (n)
1 kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan;
2 perkataan;
3 Ling satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa;

wacana:
wa·ca·na (n)
1 komunikasi verbal; percakapan;
2 Ling keseluruhan tutur yg merupakan suatu kesatuan;
3 Ling satuan bahasa terlengkap yg direalisasikan dl bentuk karangan atau laporan utuh, spt novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah;
4 Ling kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat;
5 pertukaran ide secara verbal;

Gula-gula

Arti gula-gula menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

gu·la-gu·la n 1 penganan yg dibuat dr gula; permen; 2 cak ki segala yg menyenangkan hati; 3 cak ki perempuan yg diperlakukan untuk bersenang-senang; gundik; 4 ki pria ataupun wanita yg diperlakukan sbg suami ataupun istri oleh lawan jenisnya tanpa ikatan perkawinan yg sah menurut adat dan hukum yg berlaku dl masyarakat;

Ada acara masak memasak atau program TV di salah satu televisi swasta dengan judul tersebut. Acara ini diasuh oleh Bara Pattiradjawane.

Pada awalnya konsep acara memang tepat. Membuat sesuatu yang berhubungan dengan makanan berbahan dengan sesuatu yang manis alias dengan memakai gula. Namun, setelah dilihat adanya animo masyarakat terhadap acara ini maka sepertinya konsep makanan yang diusung agak bergeser. Makanan yang dimasak menurut saya sudah jauh dari berbahan dasar gula.

Saat saya bertanya pada anak saya, “Acara gula-gula sudah tidak manis lagi ya?”
“Ya, sudah asin!”

Tapi mungkin begitulah. Semoga ya Bung Bara…

Semoga acara yang serupa bisa lahir kembali dengan konsep kata yang bisa lebih luas. Soalnya saya juga penggemar acara ini tapi…

Moratorium

Ada sebuah kata yang memaksa saya membuka referensi dan rujukan via online alias dalam jaringan.

Kata ajaib ini juga menjadi populer setidaknya di media (baik cetak, elektronik, atau internet) karena ada sebuah peristiwa yang tidak baik yang menimpa tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar Indonesia.

Seiring dengan kejadian memilukan ini kata moratorium semakin didengungkan oleh mereka yang berkecimpung dalam urusan yang membawa duka para TKI.

Kata ini adalah moratorium.

Jika kita lihat banyak kata yang dipungut ke dalam Bahasa Indonesia jika ditelusuri berasal dari bahasa Latin. Moratorium diadopsi oleh bahasa Inggris dan masuk ke dalam perbendaharaan bahasa Inggris. Menurut keterangan di tahun 1875-lah kata moratorium dicatatkan.

Saya kutip hasil penelusuran berikut ini:

moratorium
1875, originally a legal term for “authorization to a debtor to postpone payment,” from neut. of L.L. moratorius “tending to delay,” from L. morari “to delay,” from mora “pause, delay,” originally “standing there thinking.” The word didn’t come out of italics until 1914. General sense of “a postponement, deliberate temporary suspension” is first recorded 1932.

sumber

Sekilas keterangan ini merujuk kepada istilah penundaan dan juga mereferensikan perkembangan keberterimaan kata ini dalam bahasa Inggris.

Mari kita lacak kata ini dalam kamus berbahasa Indonesia:

mo·ra·to·ri·um n 1 penangguhan pembayaran utang didasarkan pd undang-undang agar dapat mencegah krisis keuangan yg semakin hebat; 2 penundaan; penangguhan: negara itu memutuskan untuk memperpanjang — uji coba senjata nuklir
sumber

Pertama kali mendengar kata ini saya langsung menghubungkan moratorium dengan kematian entah darimana kata kematian bisa muncul, beruntung saya tidak lagi dihinggapi kemalasan intelektual dan segera mencari tautan untuk memastikan kata moratorium ini.

Semoga bermanfaat.

 


 

Leasing – Sewa Beli

Banyak orang Indonesia berkeyakinan bahwa jika ada sebuah kata dari bahasa Inggris dan/atau bahasa asing lain datang untuk hadir di Indonesia setidaknya kata atau konsep tersebut mengalami sebuah proses pengindonesiaan, menjalani pengalamian ke bahasa Indonesia. Istilah ini bisa juga kita sebut pelokalan (localization) yang berasal dari kata dasar lokal.

Caranya dapat berupa sebuah padanan kata dari bahasa Indonesia yang memang telah ada, atau dipungut dari kata-kata yang berasal dari bahasa daerah di Nusantara (kata menarik lain untuk sebutan negeri ini, Indonesia).

Atau bahkan kata asing tersebut dilafalkan dalam ejaan bahasa Indonesia. Dan, kemungkinan terakhir dapat berupa pemungutan atau penyerapan kata dari asalnya tanpa perubahan sama sekali.

Buy/rent-beli/sewa;
download/upload-unduh/unggah;
apple/computer-apel/komputer;
radio/robot-radio/robot.

Ada sebuah kata dari bahasa Inggris yaitu: leasing yang bermakna: “An agreement that permits one party (the lessee) to use property owned by another party (the lessor). The lease, which may be written either for a short term or for a long term, often results in tax benefits to both parties.”

Dari sumber berikut leasing berarti: “perjanjian penyediaan barang modal, baik secara sewa-guna usaha tanpa hak opsi…”

Intinya adalah sebuah perjanjian atau “an agreement” yang tentunya ada konsekuensi hukum.

Kata “leasing” berasal dari kata “lease” yang berarti “a contract renting land, buildings, etc., to another; a contract or instrument conveying property to another for a specified period or for a period determinable at the will of either lessor or lessee in consideration of rent or other compensation. ”

Kata yang di atas ini berkelas kata nomina.

Untuk makna yang berkelas kata verba, sinonim “lease” adalah: “charter, hire, let, loan, rent out, sublease, sublet”.

Dari keterangan di atas sebenarnya sudah ada yang memadankan kata leasing dengan istilah “sewa guna usaha”.

Dari segi pemadanan kata ke bahasa Indonesia kata leasing adalah satu kata sementara kata tersebut dalam bahasa Indonesia memerlukan tiga kata.

Ada baiknya, perlu memungut kata daripada memadankan kata ini yang membawa kita kepada sebuah pertanyaan apa bedanya sewa guna usaha dengan sewa?

Untuk menjawab pertanyaan di atas ada baiknya membaca tautan berikut ini.

Further reading 1

Further reading 2
Further reading 3
Bacaan lanjutan 1
Bacaan lanjutan 2

Reserse (rechercheur)

Reserse berkelas kata nomina dan memiliki arti:
re·ser·se /resérse/ n polisi yg bertugas mencari informasi yg rahasia; polisi rahasia;

Dalam kamus Alan Stevens, reserse berkonotasi sebuah nomina yang berhubungan dengan polisi atau “criminal investigation department”. Jika ditambah kata “seorang” maka lema ini bermakna “plain clothesman or detective”.

Saya rasa kata “reserse” ini dipungut dari kata asalnya yang berbahasa Belanda: “rechercheur”
“seorang perwira polisi yang melakukan investigasi kejahatan” – a police officer who investigates crimes.

Dan, Google Translate (sebuah penerjemahan berbasis mesin), mengatakan “police detective” sebagai “rechercheur bij de politie”.

Jadi, adakalanya kata yang dipungut dalam bahasa Indonesia tidak melulu dari bahasa Inggris. Namun, dengan derasnya pengaruh dari Amerika Serikat (AS) yang berbahasa Inggris (dalam hal ini saya mengatakan demikian karena Google adalah simbol AS dengan Google Translate) maka reserse mengalami perubahan ke arah polisi detektif. Setidaknya pengaruh si Google ini.

Tapi, kata reserse sudah melekat pada institusi negara, yakni institusi kepolisian, saya harap kata reserse tetap dipakai. Tapi siapa tahu kata reserse dapat berganti menjadi polisi detektif jika institusi kepolisian menyerapnya dari asal kata “police detective”.

Kita lihat saya nanti.

Managing Director vs Chief Executive Officer

Ada suatu iklan yang memicu saya untuk melirik perbedaan istilah antara keduanya.

Istilah tersebut adalah:

Managing Director (MD) dan Chief Executive Officer (CEO).

Penelusuran membawa saya kepada kesimpulan kiblat bahasa Inggris: UK English versus US English.

Managing Director (MD) berkiblat pada bahasa Inggris UK atau Inggris Raya alias negaranya Ratu Elizabeth sementara Chief Executive Officer (CEO) berkiblat pada bahasa Inggris US atau Amerika Serikat negaranya Barrack Obama.

Tidak heran memang, dewasa ini serangan dari Inggris dan Amerika Serikat begitu besar sehingga peristilahan pun punya peran.

Untuk istilah ini, saya lebih condong ke Managing Director.

Dengan perbandingan via Google kita lihat statistik untuk kedua istilah tersebut:

“Managing Director” menghasilkan: “About 21,800,000 results (0.15 seconds) ”
sementara
“Chief Executive Officer”
menghasilkan: “About 20,900,000 results (0.17 seconds)”.

Berarti untuk sementara pilihan saya tidak meleset, tapi tentunya data hasil pencarian bisa berubah tergantung seberapa banyak orang memilih istilah di antara keduanya.

Saya kutip suatu pernyataan yang menggugah:

“A language becomes an international language for one chief reason: the political power of its people – especially their military power”

Kita lihat saja nanti.

Rujukan:

Wiki: Managing Director
Wiki: Chief Executive Director

Rujukan 3
Rujukan 4

Rujukan 5
Rujukan 6

Flossing, chin wag, ba-donka-donk, chuffed to bits, shawty

As a translator/interpreter sometimes you have moments when you don’t actually translate or interpret. During this moment, I just browse on the internet to find things and go to youtube.com.

Interestingly I stumble upon these interesting words:
Flossing, chin wag, ba-donka-donk, chuffed to bits, shawty
Check this site for details of the meanings.

Or click on the meaning to get to the site:

Flossing: Showing off; showing what you’ve got.

Chin wag: shaking your head side to side, as if saying no.

Ba-donka-donk: An ‘ebonic’ expression for an extremely curvaceous female behind. Women who possess this feature usually have a small waist that violently explodes into round and juicy posterior (e.g., 34c, 24, 38). Other characteristics would be moderately wide hips and a large amount of booty cleavage (i.e, depth of butt-crack).

Chuffed to bits: To be thrilled by something.

Shawty (several meanings): A term orginating in Atlanta that, in the beginning, referred to a short person or child, but the span of the word has grown to include any and all people, especially a girl that is attractive; it is mostly used as a term of endearment to others or just a way of addressing someone, like ‘Wassup Man,’ Instead of “Man”, shawty is used.
NOTE: Can be shortened to “shawt” or “shawtdawg”.

Or if you want to find it in a humorous way, find time to see this video below:

I loved it.

Ada apa dalam sebuah nama?

Pentingkah sebuah nama? Tentu.

Orang tidak waras saja yang merasa nama tidak penting. Atau orang yang sedang dilanda cinta seperti Romeo dan Juliet.

Tapi jika menyangkut sebuah institusi ini semakin peeeentiiiing (ada penekanan saking pentingnya), maka perlu sebuah sosialiasi setidaknya untuk tautan sebuah situs di internet oleh lembaga, atau ada semacam info atau keterangan, atau setidaknya penerus, atau forwarder otomatis ke alamat baru.

Benar-benar!

Tapi begitulah…

Dan, inilah pemicu pembuatan postingan ini.

was http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

now: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi

Benar-benar…coba kalo sebuah institusi penting lupa hal kecil…gimana yang gede?

Apa kata dunia?

weleh-weleh…

Was ‘coblos’, is ‘contreng’

‘Coblos’ means to perforate.

In Indonesia during the New Order regime, ‘coblos’ relates to voting for someone by perforating an election symbol. Back then, the symbols were three. Not that many.

Now, the symbols, in the democratic era in Indonesia, I can’t seems to recall the number, amounts to a lot of symbols.

One other thing that one would notice is that one do not perforate but place a mark on the election symbol of ones choosing.

The word has shifted from ‘coblos’, which was THE word for this kind of action, an action of significance to ‘contreng’.

‘Contreng’ is another word for ‘conteng’. ‘Contreng’ does not have a place in the Kamus Besar Bahasa Indonesia or KBBI in its entry, yet. But ‘conteng’ or ‘centang’ does.

The two (contreng, centang) literary means to put a mark, a cross, an indication, anything of the sort that signifies that the scribbles means simply: “I choose this one”.

An article Indonesia in bahasakita.com, puts forward this concerns.

Setelah saya cek di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ternyata kata contreng yang digembar-gemborkan selama ini tidak ada. Kata yang paling mendekati adalah “conteng” yang artinya mencoreng dengan arang (tinta, cat, dsb).

All I can say is: why don’t they simply say. “mark your choice (tandai pilihan Anda)”.

Culture perspective on colour: What’s your colour?

White, blue, yellow, green, red, or rainbow. These words i.e. colours go beyond the colour of the skin of Indonesians. What?

Well, to start of, this is not about race.

But a competition. A race then? Yes, in a different context.

A race to the House of Representatives.

I mean green? Aliens? No. Blue? Royalty? No. Rainbow? Hmm…

Anyway, nearing the course of a legislative election in Indonesia, in the month of April 2009, most Indonesians will have adopted a colour of their choosing.

Some prefer yellow, or blue, while others choose red, and for some they just adore and like plain white.

How so?

Well, there is a term where ordinary Indonesians are aware of. The term is “GOLONGAN PUTIH” or “golput” an abbreviation that means “the white group”.

Golput is the abbreviation of “golongan putih” or the white group. In this context it is a group that will exercise their democratic right not to vote and therefore remain white or unstained by the process.

Politics in this blog? No.

I’m just pointing out words (colours) in a cultural context in Indonesia and the phenomena people have adopted to embedded themselves to the beliefs of parties i.e. political parties.

A researcher in the Politics and Social Change Department at the Centre for Strategic and International Studies, Jakarta noted:

…political observers are increasingly concerned with the increasing prevalence of golput (non-voters).

Hm… this means there will be Indonesians exercising their rights to choose not to choose. Interesting huh?

Anyway, what about other colours?

Yellow for example, ini the Jakarta region connotes not only to death but also the Golkar Party. Please see these: Lampu Kuning for Golkar. Blitar Jadi Lautan Biru Demokrat, is the colour of Demokrat party. PPP Tetap ‘Kibarkan’ Warna Hijau relates to the PPP party. And, Yang Merah Itu Pasti yang Kualitasnya Paling Baik is the PDI-P’s Party.

So, Indonesians, what’s your colour?

Lyrics: Rainbow Country

Portuguese Influence in Indonesian (Bahasa Indonesia)

Portuguese in Indonesian do have a place. I’ve always wondered to which extent the loan words from the land of Portugal came to the Indonesian language.

To my surprise, there appears some words from Portuguese. There was a research conducted by Antonio Pinto da França (1970) and later published in the book titled: “A Influencia Portuguesa na Indonesia”. This book later was translated into Indonesian by “Pustaka SH” publisher in the year 2000. It was called: “Pengaruh Portugis di Indonesia” (translation: Portuguese Influence in Indonesia).

The words such as:

armada, bola, pena, roda, ronda, sisa, tenda, tinta

became Indonesian (armada, ball, pen, wheel, rounds, remnant, tent, ink).

There are also vocabularies that have changed the way they sound such as:

algojo (algoz), bangku (banco), bantal (avental), bendera (bandeira), biola (viola), bolu (balo), boneca (boneca), jendela (janela), gereja (igreja), kaldu (caldo), kantin (cantina), kemeja (camisa), kereta (carreta), meja (mesa), mentega (manteiga), pesiar (passear), pigura (figura), pita (fita), sepatu (sapato), serdadu (soldado), cerutu (charuto), tolol (tolo).

So, I can say Indonesian is a rich potpourri and will borrow and adopt any other words from any languages as the language (Indonesian) see fit. But, I guess this works in any languages that utilizes other languages to enrich the vocabularies.

Tingling and Pins and Needles

I guess a translation of a term relates closely to a culture in their respective languages.

A discussion on “tingling and pins and needles” have been a pain for some translators in the language pair English Indonesian.

The term “kesemutan” is a feeling of being bitten by ants in Indonesian. As can be seen here from KBBI:

ke·se·mut·an a berasa senyar (geranyam) pd anggota badan, spt digigit semut, terutama kaki dan tangan (krn lama duduk tanpa bergerak-gerak atau tertekan terlalu lama dsb): krn terlalu lama bersimpuh, kakiku menjadi –

The English “tingling and pins and needles” can be loosely and general translated as “kesemutan”.

If the translation text is of a general term for a general purpose this translated choice is sufficient. But, for more specific one, it is not.

The English term of “tingling” is:

to have a sensation of slight prickles, stings, or tremors, as from cold, a sharp blow, excitement, etc.: I tingle all over.

As for “pins and needles”:

a tingly, prickly sensation in a limb that is recovering from numbness.

The Indonesian solution for the case on hand ranges from:

senyar, cekit-cekit, geringgingan, rasa geli

hopefully more terms can be found that has etymological point of reference from the regional languages of Indonesia.

I expect the exploration of such terms and discussions help us to cure that “pain” and releases us of the “pain” and give us a relieve instead.

Hopefully.

Blunder tulisan di bus

Kata antre, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

an·tre /antré/ 1 v berdiri berderet-deret memanjang menunggu untuk mendapat giliran (membeli karcis, mengambil ransum, membeli bensin, dsb); 2 n antrean;

Sementara di menurut KBBI:

di p 1 kata depan untuk menandai tempat

Pemakaiannya (diskusi dan Polisi EYD) adalah: di Jakarta, di jalur, di jalan. Ada spasi yang harus ditempatkan untuk merujuk kepada lokasi atau tempat. Lain halnya dengan ‘di’ yang satu ini: dimakan, ditempatkan, dimejahijaukan. Tidak diizinkan adanya spasi.

Coba perhatikan gambar ini “Antri dijalur benar semua jadi lancar”:

Jumlah bus ini tidak hanya satu.

Sungguh, hal yang unik.

CAT Tool Versi Google: Google Translator Toolkit

Coba disimak tautan berikut ini: LINK

Isinya adalah:

Google Translator Toolkit is a new tool being launched today to help translators organize their work and benefit from shared translations, glossaries and translation memories, the Google China Blog reports (English translation by Google).

Diterjemahkan oleh Google Translate:

Penerjemah Google Toolkit adalah sebuah tool baru yang diluncurkan hari ini untuk membantu penerjemah mengatur pekerjaan mereka dan mendapatkan manfaat dari berbagi translations, glossaries terjemahan dan kenangan, di Cina Google Blog laporan (Inggris translation oleh Google).

Penerjemah (atau siapapun yang merasa ingin berkontribusi-don’t we all? 🙂 ) dapat melakukannya dengan menuju ke: http://translate.google.com/toolkit/

Sepertinya ini merupakan simbiosis mutualisme.

Tapi tak mengapa, semoga win-win solution pencapaiannya.
Jadi, kalau Anda menyukai, tunggu apa lagi. Silakan buka-buka, tautan-tautan tersebut dan selamat berbagi dan menterjemahkan.

Update: Simak juga tautan ini.

Indekosan adalah bedsitter, apa iya?

Ada sebuah kata dalam bahasa Inggris yang saya temui. Kata ini secara dadakan muncul, karena saya harus memberikan kata baru itu kepada peserta bahasa Inggris yang saya ajar, maka otomatis saya juga harus membuka-buka referensi alias kamus dan tentunya “online reference” terbaik via Google yakni Internet.

Kata yang disebutkan ini adalah “bedsitter” yang berarti:

a combination bedroom and sitting room.

Jadi dapat dikatakan bahwa kata ini adalah sebuah kamar yang merupakan kombinasi ruang tidur dan ruang tempat duduk.

Bedsitter masuk kelas kata nomina. Dijelaskan lebih jauh bahwa:

a furnished sitting room with sleeping accommodations (and some plumbing) [syn: bedsitting room]

adalah juga sebuah ruang tempat duduk yang terisi mebel dengan akomodasi tidur (dan ‘plumbing’), [atau punya sinonim ruang tidur-duduk].

Dalam bahasa Indonesia adalah istilah kos atau indekos yang berkelas kata verba, berarti:

tinggal di rumah orang lain dng atau tanpa makan (dng membayar setiap bulan)

atau dapat juga kita mengatakan “memondok”. Jika kita setarakan sehubungan dengan kelas kata nomina bahasa Inggris “bedsitter” maka jadilah “indekosan”.

Memang “bedsitter” sekilas serupa dengan istilah “babysitter“. Tapi tentu berbeda jauh makna yang terkandung di antara keduanya.

Kembali ke kata “bedsitter”, yang kini telah jelas bukan orang yang tinggal di indekosan tapi adalah indekosan. Lalu, apa kata untuk orang yang tinggal di “bedsitter”?

Ada kata lodger , yang akan tepat untuk istilah ini (sinonimnya adalah: boarder, lessee, renter, resident, roomer, tenant.).

Ada lagi yang menarik, karena indekos berasal dari bahasa Belanda berikut saya informasikan sedikit tentang kata ini “kostganger

Backtranslation in video style

I searched around to see videos that may relate to the content of my website. Suddenly (not exactly) I found a video in youtube.com which I think would put a smile on your face and I could not resist in posting it here.

The video is a result of a back-translation.

The original dialogs of the video were in English (subtitles) then it was translated (with a popular translation website) into French, then from French into German, and from German back into French, and then from French back into the original language, English.

The result?

Tell me what you think. Enjoy.

Kamus Lengkap Indonesia-Inggris: Alan M.Stevens, A. Ed. Schmidgall-Tellings

Ada satu artikel tentang Kamus Lengkap Indonesia-Inggris: Alan M.Stevens & A. Ed. Schmidgall-Tellings di Tempo.

Beruntung saya punya Kamusnya dan yang langsung dibubuhi tanda-tangan Pak Alan, agak norak yah? :D. Begitulah.

Berikut artikelnya:

Tempo: Bahasa
Kamus Lengkap
Oleh: Warief Djajanto Basorie
# Pengajar di Lembaga Pers Dr Soetomo di Jakarta dan penerjemah lepas. Ia dapat dihubungi di wariefdj@lpds.or.id.

BILAMANA seseorang mengaku kamus hasil susunannya merupakan ”kamus lengkap”, penyusun kamus itu menghadapi risiko dicerca publik pemakai kalau ternyata karyanya tidak lengkap.

John Surjadi Hartanto, S. Koentjoro, dan Manaf Asmoro Seputro menerbitkan Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris (1986, Indah, Surabaya). Sebelum itu, S. Wojowasito dan W.J.S. Poerwadarminta sudah menghasilkan Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia Indonesis-Inggeris ((1974, Hasta, Jakarta).

Apakah entri kamus mereka benar lengkap? Ambillah contoh hidangan soto. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia susunan Pusat Bahasa (Edisi Ketiga, 2002, Balai Pustaka, Jakarta), soto ialah ”masakan yg kuahnya dimasak tersendiri dan rangkaian isinya antara lain daging, kentang, bawang goreng yg dimasukkan kemudian, pd waktu akan dihidangkan”.

Soto tidak ditemukan dalam kamus Surjadi dan kawan-kawan. Dalam kamus Wojowasito, soto diterjemahkan sebagai ”a meat-soup”.

Kini, terbitlah sebuah kamus baru, Kamus Lengkap Indonesia-Inggris susunan Alan M. Stevens dan A.Ed. Schmidgall-Tellings (Cetakan II, Februari 2008, Mizan Pustaka, Bandung). Dalam kamus ini, soto ialah ”a soup-like dish, usu served with lontong”. Lalu ada uraian beberapa jenis soto dengan penjelasan isinya: soto ayam, soto babat, soto Betawi, soto Madura, dan soto tangkar.

Kamus Stevens dan Schmidgall-Tellings pertama diterbitkan pada 2004 oleh Ohio University Press dengan nama A Comprehensive Indonesian-English Dictionary. Adalah sulit untuk memikirkan ungkapan yang diduga tidak ada dalam kamus itu karena ternyata ada. Istilah bahasa gaul ngetrek dan trek-trekan, misalnya, masuk halaman 1041.

Mensukabumikan juga dimuat (h. 964) dan diartikan sebagai ”to shoot dead” (ditembak mati). Istilah itu disertai penjelasan bahwa kata tersebut muncul di pers saat aktifnya penembak misterius, petrus. Lalu referensi silang menjelaskan petrus adalah satuan keamanan rahasia dengan tugas membunuh gali-gali (gang anak liar), dimulai di Yogyakarta pada 1983.

Bagi penerjemah naskah dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, kamus Stevens ini (mitranya meninggal pada 1997) merupakan penolong pustaka andal untuk menemukan padanan tepat.

Dalam bidang hukum, misalnya, kamus ini menyajikan terjemahan memadai. Amar putusan (judicial verdict) dan memori banding (appeal brief) ada. Ia juga menjelaskan apa terjemahan berita acara pemeriksaan (official report, deposition).

Perbendaharaan bahasa daerah juga memperkaya kamus ini. Misalnya, dari bahasa Minahasa, kamus Stevens memuat bakupiara (h. 81), yang berarti hidup bersama di luar nikah. Juga paniki, hidangan dibuat dari daging kelelawar.

Stevens menyusun kamus ini selama 20 tahun. Ia guru besar linguistik di Queen’s College, City University of New York, dan meraih gelar S-3 linguistik dalam bahasa Indonesia di Yale.

Kamus ini 1.103 halaman. Sayang sekali ia tidak dilengkapi bagian khusus seperti daftar peribahasa dan ungkapan khas. Misalnya, apa terjemahan jer basuki mawa beya? Ini ungkapan bahasa Jawa yang berarti keberhasilan hanya dicapai dengan pengorbanan.

Singkatan merupakan satu jenis entri kamus Stevens ini. Tetapi mungkin juga perlu satu bagian tersendiri berisi daftar akronim yang marak dan berkembang dalam bahasa Indonesia. Dalam masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini, misalnya, masyarakat sudah mengenal singkatan seperti BOS (bantuan operasional sekolah) dan BLT (bantuan langsung tunai). Dua istilah ini muncul dalam kaitan kebijakan pemerintah mengurangi dampak buruk kenaikan harga bahan bakar minyak.

Bagaimanapun, Kamus Lengkap Indonesia-Inggris satu ini tampaknya tahan terhadap cercaan. Setidaknya sampai sekarang.

Pusat Bahasa: KBBI dan Glosarium

Ada dua tautan yang cukup baik untuk melakukan rujuk silang bagi mereka yang berkecimpung di dunia kata.

Kedua link atau tautan memberikan rujukan yang selalu bisa dipertanggungjawabkan.

Berbeda dengan rujukan yang berupa buku, situs ini memang layak dijadikan sumber online.

Silakan mencoba:

KBBI

Glosarium

Jika Anda menemukan tautan atau rujukan lain dan ingin berbagi, silakan berkomentar.


Was in…

Exit mobile version
%%footer%%